Sunday, December 22, 2013

Oak Tree

I am here.
Sitting under this old oak tree.
This was our oak tree.
The memories stays in this tree. How we put your name in this tree. How we lay down under this tree. How we climb up on to this tree. When I almost fell and you catch-ed me. I still can feel your strong hand. I still can feel the smell of your perfume. That fruit smell when we were kids.
It was almost 10 years ago.
Your cheeky face. Your sweet smile. Your unbelievable smile. Your voice.
In age 12, you told me you liked me and I told you so. We were so young. We were such a dreamer. We dreamt so many things.
In age 15, when we took a rest under this tree, and lay down for a bit, you told me that I am gonna be your future. 
In age 17 we both celebrated my sweet 17 birthday. You surprised me with two roses completed with two notes each. The first note says "For my one and only love." The second note says "For my one and only best friend."
We lived our life; pretty amazing.
This tree watched every single thing we did since we were kids. This tree has a memory that made us like this. I love this tree like I love you.
Thank you oak tree, you've made me and my best friend has something to remember, memories.

Saturday, September 7, 2013

Her Best Friend, Oliver.

There was a girl named Melinda. She was in love with a boy named Oliver. Oliver was a tall handsome boy but he loves to do some flirts with girls. Melinda waited patiently for him. She always listened to every Oliver's story. She loves to talk to him even about another girl. She loves to be around Oliver.
Then Oliver had a girlfriend.. She was Melinda's friend. Melinda waited patiently, again. She smiled a lot, of course for Oliver. She wanted to make him happy.
Then Oliver broke up with that girl.
Again, Oliver hadn't realize how much Melinda felt.
Melinda waited patiently.
Until the graduation celebration, Melinda had to continue her education to high school, so do Oliver.
Oliver and Melinda still keep in touch.
Oliver started to realize how much Melinda felt. Then he fell in love with Melinda.
But when Oliver started his education to a different high school with Melinda, he keeps flirting with girls.
Melinda felt really jealous but she waited patiently.
After sometimes..
Oliver said this to Melinda, "Mel, if anything happen to me, one thing that you should remember, I love you, I really do love you. Even you're not my first love, but you're the first that I think about when I wake up, you're the first that I love this much, you're the first who makes me feel like this, and you're the ONLY ONE that I think about all day, all night. Maybe I'm not a nice boy, I've hurt you, I'm not taking care of your feeling, but one thing you should know, I really-really love you, and until whenever, I will always love you, and my love for you just keep growing more and more each secondssss. Love you mel ({}) gws yaa :D"
Then they admit they love each other.
Melinda loves Oliver so bad.
Same as Oliver lovers Melinda.
Another thing that Oliver said to Melinda..
"Love you mel. You're the one in my heart and you'll always be. You're the reason why I randomly smiling, the reason why I cried, the reason why I can't go to bed early, the reason why I got angry, the reason why I got worried, the reason why I can stop "modus-in" other girls.

I don't know what my life would be without you. I love you so muchh, and none could ever replace you in my heart <3 people say nobody's perfect,,,,,but you're perfect to me <3

LOVE YOU MELINDAAAAA!"
"It's just you, and you, and you again again and again who makes me fall in love more and more and more. Thank youuuu melindaaa ({})"

Melinda felt really happy. She was out of her control.
She couldn't resist it. She loves that boy so much.

Melinda wanted to make Oliver happy, and she did.

Melinda loves Oliver and Oliver loves Melinda.

"She had been waiting all alone for him. Even it was hurting herself, her own heart. She loved him too much. Then God set them to be together."
"Wait patiently for your love, then you'll get the love you've waited for so long."

Thursday, September 5, 2013

Tell me why.

So, here I am. I'm done with you. I'm done with those "love life" like I'm the only one who need love. My heart says yes while everyone says no. I keep dreaming how my life would be with him.
I was so happy knowing that I could be around him. This is my last year in high school, so why can't I feel the happiness in high school like everyone says?
My heart breaks into pieces.
They told me not to when I really-really deep in love.
I cried.
For him.
I cried.
Yeah, I cried.
So what?
I love his attitude, his smile, how he walks, how fool he is.
I still can't believe how this things ever happened. Not about how I could fall in love, but how everyone not letting me love him.
So, why?
Tell me why.

Tuesday, September 3, 2013

Forever, I Promise.

I promise, not to make you sad.
I promise, to always be there for you.
I promise, to always care about you.
I promise, to love you.
Every second I have spent with you and I would like to spend another second with you. I'd stay no matter what. I'd love with no condition. I'd give everything I have. I'd give my life. I'd spend the rest of my life for being in love with you.
I would love you whether you are sick, down, has no where to go, and I will always be here for you. I would love everything you do. I would be so happy to spend the rest of my live with you.
I might be a jerk, I might be crazy, I might be insane, but unless I have a love that I'd give to you.
I am so crazy in love with you, yourself, your personality, and...... Your behave.
Let God set us together and let God lead us to the place we're belong.
I'd walk down the aisle with my dad and see you right there at the altar waiting for me.
I'd love you unconditionally, forever.

Dulu Aku Cinta.

"Aku sayang padamu."

Saat dulu kami masih bersama, kami selalu berbagi segalanya. Waktuku adalah miliknya. Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku. Tanpa ada keraguan.

Siang yang terik ini menuntunku menuju sebuah danau di pinggiran kota london. Musim panas kali ini aku habiskan dengan mencari inspirasi untuk buku yang sedang kutulis. London adalah tempat kelahiranku.
Di ujung sebelah sana, terlihat seorang lelaki mengenakan kaus biru muda dan celana selutut melambai kearahku.
Akupun menuju kearahnya. Dan ia menyambutku dengan pelukan hangat.

Setelah kami berpisah..

Banyak pertengkaran yang kami hadapi. Hubungan memang tidak selalu berjalan sempurna, begitupun milikku. Ia memang sangat mempesona. Mata berwarna biru miliknya memang membuatku selalu tersentuh, tetapi cinta tidak semestinya memandang fisik, bukan?
Aku mencintainya tanpa alasan apapun. Hingga akhirnya ia membuatku sadar bahwa aku jatuh terlalu dalam.
Saat ia mengkhianatiku, aku merasa sangat tersakiti.

Aku menyiapkan meja makan untuk makan malam bersamanya. Aku memasak makanan kesukaannya, fish&chips.
Tapi ia tidak datang.
Aku sendirian.
Ia tak disini.
Ia taK ada denganku.

Ya, aku terlalu bodoh(lagi). Kukira ia akan benar-benar datang. Ternyata aku hanya di bodohi oleh perasaanku sendiri.

Aku masih berharap.
Tetapi ini harus di hentikan.
Selamat tinggal..

Sunday, September 1, 2013

Forever, I'll stay.

Sejauh mata memandang, hanya butiran pasir yang terlihat. Hempasan angin laut membuat tubuhku goyah. Luasnya laut mengajakku untuk bermain bersama. Membuatku merasa tenang. Aku suka laut. Aku suka pantai. Aku suka berada di sini. Berselancar mengarungi ombak, menyelam melihat batu koral, membuatku bahagia.
Tapi itu dulu, sebelum aku kehilangannya.
Pantai tempatku merasakan hangatnya terik matahari bersama kekasih ku yang paling kucinta. Pantai ini menjadi tempat paling bersejarah yang ada dalam daftar hal yang aku cintai.
Dulu kami berselancar bersama. Ia yang mengajariku cara berselancar. Ia yang mengajariku menyelam (dulu aku sangat takut). Aku senang dengan semua itu. Aku senang saat Ia ada disana untukku. Aku senang saat Ia menemani keseharianku.
Tetapi sekarang berbeda.
Aku tidak lagi ditemani olehnya. Ada beberapa temanku yang menggantikan posisinya. Teman-temanku membuatku pelan-pelan menghadapi kesendirian ini.
Rasa kehilangan yang sangat dalam ini, mungkin suatu hari akan menjadi sebuah kenangan (bersejarah).
Sampai bertemu lagi, kasih.
Kau kenangan terindahku.

Wednesday, August 28, 2013

Sakura-ku

Ku pejamkan mataku.
Membiarkan dirinya menuntun langkahku menuju suatu tempat.
Hempasan angin terasa hangat ditubuhku.
Merasakan pancaran cahaya matahari yang perlahan menyentuh tubuhku.
Hangatnya matahari membuatku merasa sangat nyaman.
Aku merindukan tempat ini.
Harum semerbak bunga sakura yang kurindukan.
Tempat ini adalah tempat bersejarah.
Tempat ku menemukan cinta.

Ia membuka penutup mataku, membiarkanku melihat sekelilingku.
Tempat itu sepi. Hanya kami bertiga, aku, dia, dan para bunga sakura.

Angin yang berhembus kencang, dedaunan yang telah gugur.
Bunga-bunga sakura yang berjatuhan dan membuat sekelilingnya berwarna merah muda.

Warna kesukaanku.
Merah muda.

"Terimakasih untuk berada disini. Mengantarku ke tempatku lahir. Mengantarku menuju hal yang paling kusukai dan berada bersama orang yang paling kucintai."
"Aku mencintaimu, selamanya"

Monday, August 26, 2013

Ajari Aku Mencinta.

"Sayang, ajari aku cara mencintai."
"Sayang, ajari aku cara menyayangi."
"Sayang, ajari aku cara berkorban."
"Sayang, apakah kamu mencintaiku?"
"Sayang, apakah kamu sedang sedih?"
"Sayang, apakah kamu kesepian?"
"Sayang, apakah kamu sedang memikirkanku?"
"Sayang, apakah kamu sedang merindukanku?"
"Kamu dimana, sayang?"
Aku tersesat. Aku tersesat. Aku tersesat.
Aku kehilangan dirinya.
Aku kesepian.
Aku sendirian.
Aku merasa hilang. Aku merasa sendirian.
Rasanya baru kemarin aku menggenggam tangannya. Rasanya baru kemarin aku bersamanya. Memeluk dirinya, dirangkul olehnya, terlelap dalam pelukannya. Merasakan kehangatan yang selalu ada. Merasakan hangat tubuhnya saat aku dipeluk olehnya. Saat Ia masih disana. Saat ia masih bersamaku.
Rasanya baru kemarin kami menghabiskan waktu bersama. Baru kemarin kami bermain-main di pantai. Menghabiskan waktu berdua.
Bermain pasir? Ya. Kami membuat sebuah istana pasir dengan sebuah bendEra di atasnya. Mengingat hari sudah semakin sore, ia memberikanku segelas susu hangat yang sempat ia buat saat aku sibuk membuat istana pasir. Saat aku meminum susu hangat itu....... Ia duduk disana, disampingku. Ia menatap ke arah pantai yang luas itu. Ia menatap dengan penuh kegelisahan. Aku mengetahui itu. Aku tahu Ia sedang sedih. Aku tau Ia sedang gelisah.
Sorot matanya memberiku kegelisahan.
Tapi ia diam.
Ia diam.
Tidak mengaku.
Ia mengatakan bahwa tidak terjadi apa-apa padanya.
Perlahan ia melemah.
Ia berkata:
"Sayang, aku mau pergi."
"Sayang, kamu cantik."
"Sayang, kamu segalanya buat aku."
"Sayang, aku sayang kamu:)"
Aku hanya dapat berkata, "Aku pun begitu mencintaimu."

Tatapannya mulai kosong.
Di pantai ini.
Di sini.
Di sini.
Di sini.
Ya, tepat di sini.
Tempat aku berpijak.
Memandang ke langit.
Merasakan pasir-pasir yang menempel di telapak kakiku.
Di sini, tempat aku kehilangan dia.
Tempat aku ditinggalkan olehnya.

"Terima kasih untuk semuanya, sayang. Pantai ini menjadi saksi cinta kita berdua. Hingga kini aku masih dan akan selalu mencintaimu."

Monday, August 19, 2013

the possibility.

Seriously? Like now?
Aku harus membuka lembaran baru lagi?
Kukira baru kemarin aku kembali merasakan cinta semenjak aku dikhianati oleh seorang pria.
Ya. Aku dikhianati. Disakiti. Dibiarkan tenggelam dalam khayal.
Khayalan indah dimana aku bisa merasakan kehangatan yang sudah lenyap dari diriku.
apakah aku benar-benar harus melupakannya?
Dia tidak lagi menanggapiku dengan baik. Yah mungkin sudah saatnya aku melupakannya.
Aku masih mengingat saat-saat Ia menemaniku mengobrol selama berjam-jam di depan rumahku. 
kami bercanda dan tertawa. 
Bukankah itu menyenangkan? Ya. Sangat menyenangkan. bagian yang menyakitkan adalah saat aku benar-benar sadar bahwa saat ini aku (sudah sepatutnya) harus melupakannya.
Memang benar kalau aku menyukainya, Ia membuatku merasa nyaman. Ia membuatku merasa diterima.Ia ada disana saat aku butuh. 
Masih kuingat pula saat ia menyempatkan diri bertemu denganku sebelum ia pergi keluar negri. Sepanjang 3 hari, Ia terus berkomunikasi denganku lewat blackberry messenger. Tentu saja aku bahagia. 
Begitupun kepulangannya dari luar negri, Ia sempat-sempatnya menemuiku dan memberikanku sebuah mainan action figure buzz lightyear yang sangat aku sukai. 
Ia memiliki buzz lightyear yang sama dengan yang Ia berikan kepadaku.
Hari demi hari telah berlalu. Mungkin juga dengan perasaannya.
Mungkin aku yang terlalu berharap, mungkin aku aku yang terlalu banyak berkhayal. Ia tak menyukaiku sedikitpun, kurasa. Mungkin aku terlalu naif.

"Cinta datang dan pergi sesuai yang Ia mau. Cinta datang dengan sebuah alasan. Cinta ada saat ada yang membutuhkannya. Cinta takkan kemana-mana, Ia hanya menunggu waktu yang pas untuk benar-benar hadir dalam hati."

Wednesday, August 7, 2013

Happy Birthday Timothy!☺

Hello.
What a night, I think.
It's 00:48. August 8th 2013.
Someone's birthday. Hahahahaha. I am glad to say Happy Birthday to you, the person I've know for years.
Timothy Leonard Soegianto Kutiawan.
Long life, sweet life.
Have a great year ahead.
I know you'll shine, someday. Just believe in your self and God will always guide you.
I remember some of days we spent at the basketball field. I thought that we'd always be friends. Hahaha. Well then, I hope you enjoy your sweet year. I hope you're happy.
Once more, Happy Birthday, Mot!☺\( ‾▿‾)/
Godbless you.

Monday, August 5, 2013

Confession Night.

I'd like to confess something tonight.
I fall in love.
I fall in love.
I fall in love.
I fall in love.
With a person that I've known for a year.
There's a time, between 1996 December until 1997 October.
I won't be in love actually.
But then the love flows.
It flows.
It grows.
Still young.
Forever young∞ dhd

Monday, April 8, 2013

cintaku 1

"Hai net, apa kabar?"
"Eh no, I'm fine. How bout you?"
" Baik juga hehe, sendirian?"
"Iya nih, kamu sama siapa no?"
"Sendiri juga, kan jam makan siang. Boleh duduk bareng?"

Siang ini new york terasa sangat berbeda, ada dia yang menemaniku. Dia seseorang yang dulu pernah mengisi hari-hariku, dia itu dia.
"Net, aku duluan ya. Abis ini ada meeting. I gotta run hehehe. Bye. I'll call you later! See ya!."
"See ya!"
Oh crap! I'm gonna miss my meeting either! Well, hari ini benar2 membosankan. Aku harus menjalani keseharianku dengan lembaran-lembaran katalog desain pakaian. Gaya terbaru dalam dunia fashion. Untuk bulan februari ini, aku masih harus menyelesaikan katalog-katalog baru. Musim ini cocok motif apa ya?
+
Siang ini dingin sekali, hembusan angin menerpa tubuhku hingga menusuk sampai tulang. Aku hampir pingsan ditengah keramaian siang ini. Aku lemas sekali. Darah di kepalaku terasa memberku seketika. Aku lelah sekali. Mungkin aku kelelahan karena semalam aku bergadang untuk menyelesaikan katalog fesyenku.

Fantasi-fantasi akan masa lalu terus berrputar dalam pikiranku. Fantasiku akan diriku yang dulu. Aku yang sering menggunakan rok pendek dan kaus putih oblong. Bermain kejar-kejaran dengan seorang anak laki-laki yang aku senangi untuk dikerjai. Lari mengelilingi sekolah hanya untuk mengejarnya.

Anak laki-laki itu..... Apakah Ia akan kembali? Apakah dia akan bersamaku lagi? Ah aku terlalu banyak berharap. Dia tidak mungkin kembali seperti dulu. Dulu kami masih sama-sama muda dan lugu. Sekarang kami memlikin hidup masing-masing. Sama-sama bekerja di negeri orang. Sama-sama memiliki kesibukan sendiri.

Aku mengingat seorang gadis yang dulu tergila-gila pada anak laki-laki itu. Dia sering menatapku dengan tatapan sinis dan tidak bersahabat. Dia sering bertanya-tanya apakah aku menyukai anak laki-laki yang ia sukai itu.

Diandra. Ah ya! Itu namanya. Gadis bermata sinis. Gadis yang selalu membuatku malas untuk datang ke sekolah. Gadis yang jarang membawa bekal makanan ke sekolah-berbeda denganku.
+
"Net, sini deh."
"Iya kenapa kak?"
"Kamu kok bisa pacaran sih sama Dino?"
"Ya gak tau kak, biasa aja sih hehe kakak bisa nanya sendiri sama Dino-nya."
Percakapan kami berhenti sampai disitu. Diandra berjalan meninggalkanku sendirian. Entah mengapa. Apa karena Ia masih menyukai Dino atau entahlah.

Buku-buku berserakan saat aku terjatuh karena menabrak seorang anak laki-laki di hadapanku. Dino. Dino menabrakku dengan sengaja dan perlahan membantuku merapikan buku-buku yang berserakan. Dino tersenyum dan berkata "Net, ini bukunya." Jawabku, "Makasih Kak, eh Din."
"Nah gitu dong jangan manggil kakak lagi, kan sekarang aku pacar kamu."
"Hehehe iya deh Din."
"Net, berat kan bukunya? Sini aku bantuin. Mau di taruh dimana?"
"Eh gak usah...."
"Nah yuk! Ah pasti kantor guru deh."
"Hehehe makasih banyak ya Din."
"Anytime cantik."

Buku-buku yang kubawa sedari tadi terasa lebih ringan karena ada Dino yang membantuku membawa buku. Dino memiliki senyuman yang amat manis. Senyuman yang membuatnya terlihat berbeda. Rambutnya yang dibentuk sedemikian rupa, membuatnya terlihat sangat manis.

Seragam berwarna pink( kemeja atasan) dan celana pendek berwarna merah yang Ia kenakan terlihat sangat lucu. Kemeja pink-nya kebesaran. Ia terlihat sangat kurus dengan baju itu. Dino sangat amat lucu.
+
Bel sekolahpun berbunyi. Aku segera melonjak dari kursi dan hendak berlari ke arah pintu kelasku, tempat dimana Dino menungguku. Memang iya, Dino pulang dengan mamanya, dan aku bersama dengan teman-teman lain naik jemputan. Tapi Ia selalu menantiku didepan kelas.

"Net, yukkkk!"
"Yuk Din. Kamu sama mama? Aku ditunggu sama Aurel didepan hehehe."
"Yaudah aku anter sampe jemputan ya, Net."
"Makasih ya, Din. Byeeee."

Sesampainya aku dirumah, Dino meneleponku dan mengajak aku mengobrol. Menyenangkan, ya sangat menyenangkan. Dia berbeda sekali dengan yang lainnya. Dia sangat manis. Aku menyayanginya.

Cinta? Aku belum pernah merasakannya. Aku ingin mengetahui, apakah yang dimaksud dengan perasaan ini..

Bersambung....

Terulang kembali.

Okay. Bertemu dengannya lagi. itu semua membuat aku mengingat semua kenangan yang tak ingin aku ulang. Kenangan yang terlalu indah untuk di ingat, bahkan dikenang. Dia lagi yang hadir. Aku rasa dia telah pergi untuk selamanya, ternyata tidak. Dia datang lagi dan membuat beberapa kenangan manis yang menurutku sendiri tak patut untuk kukenang. 
Yap. Tentu saja aku masih mengingat senyumannya. Tentu saja aku masih mengingat suaranya. Caranya berjalan. Caranya berjalan kearahku. Caranya menatapku. Caranya menggenggam tanganku. Caranya meletakkan tangannya di atas tanganku dan kemudian secara perlahan menggenggam tanganku.
  Itu semua terlalu manis. 
Aku telah menghapusnya dari memori otakku. Mungkin aku memang masih mengenal keluarganya, bahkan sangat dekat dengan keluarganya, tapi dia hanya sebatas teman kecil. Teman yang dulu pernah membuatku kembali lagi untuk bermain di lapangan basket. Teman yang dulu membuatku tertawa sepuasnya. Sudah. Sudahlah. Hanya sebatas itu saja. Tidak lebih. Hanya sebatas teman. 
Ya, jika saja suatu saat nanti aku bertemu dengannya lagi, mungkin semua akan berubah, 
mungkin.

Sunday, March 10, 2013

Maaf, terima kasih:-)

Ya, aku kira itu semua benar. Aku mempercayaimu. Bahkan kisah kita yang dulu pernah kita jalanin masih membuatku sedih. Bodohnya aku karena mempercayaimu. Bodohnya aku karena masih menginginkanmu. Bodohnya aku karena masih memikirkanmu. Ya, tentu saja, bodoh. Aku terlihat bodoh saat aku ditampar oleh kenyataan. Tidak seharusnya aku mengingatmu. Tidak seharusnya aku mempercayaimu, lagi. Mencintamu kembali bagaikan membaca ulang sebuah buku yang aku sudah tau bagaimana akhir ceritanya. Pasti menyakitkan. Jadi, ya, memang aku yang bodoh. Aku bodoh sekali karena mempercayaimu. Memang benar, kau adalah orang yang paling mendekati sempurna dalam kriteria kekasih idamanku. Kau membuatku tersenyum. Kau mambuatku mengingat kenangan kita. Kau pernah menyakiti aku, tapi kenapa aku masih saja termakan bualanmu? Apakah aku terlampau bodoh? Ya, mungkin saja. Aku tergila-gila padamu. Kau membuatku merasa nyaman, sampai akhirnya waktu dan kenyataan yang membuat aku sadar kalau kita berdua sama-sama tidak memiliki kecocokan. Kita berdua berbeda, tidak akan pernah sama. Kau mengingatkanku akan diriku yang dulu, diriku yang masih belajar apa itu cinta. Penyesalan memang datang belakangan. Penyesalan yang sedang merenggut jiwaku saat ini. Oh ya, mungkin kau juga akan menyesal nantinya. Tetapi, terima kasih. Terima kasih karena kau telah membuatku sadar kalau aku harus terus melanjutkan hidup. Mungkin kau pernah mengisi kehidupanku, tetapi tidak lagi. Aku bahagia dengan hidupku saat ini. Jika kau kembali lagi, mungkin kita hanya bisa menjadi sebatas teman, tidak lebih. Sahabat sekalipun tidak. Maaf, terima kasih:-).

Wednesday, January 2, 2013

Surat Kecil.

Sebuah surat kecil dari seorang gadis penulis novel yang ia tuliskan untuk (mantan)kekasihnya.

Hey☺,
Apa kabar kamu? Aku harap baik saja.
Aku tau kok, suatu saat nanti kamu bakal jalanin hidup kamu sendiri. Tanpa aku.
Aku juga tau, suatu saat nanti, kamu bakal pergi sendiri. Tanpa ngajak aku.
Aku tau, kamu nanti bakal ngelupain kenangan kita berdua.
Aku tau kamu bakal bahagia nanti.
Aku tau, kamu nanti bakalan mulai kisah baru dalam hidup kamu. Tanpa aku.
Aku tau, kamu bakalan tersenyum bahagia. Tanpa aku.
Bukan karena aku.
Bukan dengan aku.
Bukan untuk aku.
Dan ternyata.......
Suatu saat nanti itu adalah.....hari ini.
Cepet banget yah. Ga kerasa.
Aku masih inget banget waktu pertama kita ketemu. Saat ga sengaja aku lagi ngobrol sama temen, dan ada kamu disitu. Pas aku lagi main gitar sama temen aku, kamu juga ada disitu, dan saat itu....kita kenalan. Senyum kamu.......aku kangen senyum kamu.
Suatu saat hari nanti..... Ah waktu berjalan sangat cepat. Itu adalah hari ini.
Aku kira, sand castle yang kita bangun dipantai waktu itu.... Bintang-bintang malam itu..... Akan jadi kenyataan. Aku kira, impian kita akan tumbuh bersama.
Ternyata aku salah.
Maafin aku ya buat semua kecerobohan aku selama ini. Mungkin saat kamu baca surat ini, aku udah di Surga. Semoga kamu bahagia dengan dia. Dia terlihat sangat cantik. Aku harap kamu bahagia.


Salam hangat,

               ♥

Penulis novelmu tersayang.